Teori nilai lebih serta hubunganya dengan upah para buruh.

Di catatan kali ini, saya akan mengulas sedikit pemahaman tentang Teori Nilai Lebih Karl Marx..

Menarik untuk saya jadikan sebuah tulisan dikarenakan melihat realitas yang ada saat ini,, sungguh sangat tidak layak lah apa yang didapat oleh kaum buruh dari hasil keringatnya,Teori nilai lebih inilah yang mengungkap kedok pengusaha-pengusaha tersebut, memperlihatkan kekejaman mereka, yang bisa jadi mereka sendiri tidak sadari.

Selain itu, teori ini adalah teori ekonomi yang cukup pelik. Teori nilai lebih ini sebenarnya menjawab pertanyaan mendalam yang dilontarkan oleh Adam Smith dan David Ricardo tentang “Bagaimana menentukan Upah Pekerja yang Layak?”. Kita tahu, Adam Smith dan David Ricardo adalah Ahli Ekonomi yang sangat hebat di zamannya, yang mana disebut sebagai Ekonom Madzhab Klasik.

Pemahaman para ekonom modern klasik saat ini ialah teori nilai lebih ini membahas tentang bagaimana para pengusaha menetapkan harga barang yang dijual. Padahal, teori nilai lebih tersebut membahas tentang bagaimana pengusaha mempercundangi karyawannya dalam menetapkan Upah mereka.

Mari kita mulai membedah teori nilai lebih Karl Marx.

Teori Nilai Lebih Karl Marx berdiri di atas argumen, bahwa Upah Pekerja ditentukan berdasarkan berapa Jam mereka bekerja per hari.

Misal, mereka bekerja selama 8 Jam perhari, dan mengeluarkan energi 3 piring makanan empat sehat lima sempurna. Bila mereka mendapat upah perhari tidak cukup untuk membeli 3 piring makanan empat sehat lima sempurna pula, maka mereka rugi. Itu berarti mereka ditipu, diperbudak.

Bila upahnya cukup untuk membeli 3 piring, mereka tetap rugi. Sebab waktu mereka habis percuma.

Bila upahnya lebih dari cukup, maka barulah mereka dikatakan untung secara materiil.

Nah, kenyataannya, buruh sering dibayar rendah sekali sehingga tidak cukup untuk mengembalikan energi yang mereka keluarkan. Kapitalis sering baik sengaja atau tidak, menipu kaum buruh.

Misal, mereka bekerja menghabiskan energi selama 8 jam perhari, tapi diberi upah hanya cukup untuk energi selama 6 jam. Jadi energi yang 2 jam tidak dibayar. Yang 2 Jam ini lah yang kita sebut Surplus, alias nilai lebih.

Bila dari satu orang buruh, kapitalis mencuri yang 2 jam itu, maka bagaimana jika di pabriknya ada 10.000 orang buruh? Bukankah ia telah mencuri 20000 jam? Bila diuangkan, berapa duit tuh? Berapa piring empat sehat lima sempurna tuh?Itu dari satu pabrik. Bagaimana bila di suatu negeri, ada ribuan pabrik? ada berapa Juta Buruh? ada berapa milyar jam kerja yang dicuri? ada berapa trilyun duit?

Dari trilyunan duit buruh yang dicuri Bos-nya itu, dicuri secara halus, maka pemerintah mengambil 10% pajak pertambahan nilai alias PPN. Dari pajak itulah pemerintah membayar pegawai negerinya, mendirikan pembangunan sarana dan prasarana fasilitas umum, dan memang dari 10% itulah sebagian besar penghasilan negara berasal.Dari duit pegawai itu lah warung-warung makan mendapat penghasilan. Termasuk restoran, toko-toko pakaian, pom bensin, penginapan-penginapan, hotel-hotel, demikian juga berbagai usaha menengah lainnya. Ekonomi berputar.

Singkat kata, suatu negara hidup dari pencurian Bos-Bos tidak tahu malu itu. Masyarakat hidup dari pencurian-pencurian tersebut. Namun sebagian besar masyarakat tidak mengetahuinya.

 

Demikian lah tentang Teori Nilai Lebih.  Sederhana bukan? Tapi hanya mereka yang pernah bekerja sebagai buruh lah yang bisa memahaminya dengan baik. Selain kaum buruh, akan sulit sekali.

 

 

1 comments on “Teori nilai lebih serta hubunganya dengan upah para buruh.

  1. DeRie berkata:

    pusing de mikirinna.. heehee
    Kunjungan malam gan 🙂
    salam hangat DeRie Berbagi..

Tinggalkan Balasan ke DeRie Batalkan balasan